Rabu, 06 Juni 2012

Harapan Seorang Anak

Saya ingin menuliskan kehidupan seseorang, sebut saja Via. Via terlahir di tengah keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Dia lahir di Jakarta. Dia anak pertama dari empat bersaudara. Saat ini Via tinggal di Depok, Jawa Barat. Ibunya hanya seorang guru di TK sedangkan ayahnya hanya seorang pegawai di perusahaan pegawai negeri sipil yang teletak di Jakarta Timur.

Asal mula cerita dimana saat Via masih sekolah duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Via dan keluarganya sangat bahagia, walaupun mereka hanya tinggal di rumah kontrakan. Via selalu mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya. Menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Waktu terus berjalan, tak terasa Via sudah lulus dari SD. Via melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren di Jawa Tengah. Kehidupan keluarga Via pun sudah mulai berubah. Orang tua Via mempunyai sekolah Taman Kanak-kanak (TK Islam), walaupun sekolah TK itu di lingkungan kampung tapi banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya di TK milik orang tua Via. Orang tua Via dalam TK-nya itu tak mendapatkan untung sama sekali karena niat orang tua Via adalah ingin membantu para tetangga di kampungnya. 

Beberapa tahun kemudian.. Maha besar Allah, niat baiknya orang tua Via di balas oleh Allah SWT. Kehidupannya berubah drastis. Via dan keluarga dapat mempunyai rumah sendiri dan murid di TK mereka juga semakin banyak. Kehidupan Via bisa di bilang kehidupan yang sempurna karena tak lagi kekurangan. Semakin lama Via semakin dewasa begitu pula adik-adiknya. Via yang sekarang sudah sekolah di perguruan tinggi swasta di Depok, dia merasa bosan dengan kehidupannya yang sekarang. Karena dia tidak mendapatkan lagi kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Adik-adiknya pun juga kurang mendapat kasih  sayang. Orang tua Via sudah sibuk dengan urusan masing-masing. 

Via mulai berfikir "Buat apa hidup serba ada tetapi aku tak ada lagi kasih sayang di keluarga ini ?". Dia semakin jenuh dengan semuanya. Untung saja Via mempunyai sahabat yang masih menyayanginya, sebut saja Phita. Kini Via selalu cerita kepada sahabatnya dulu. Padahal sewaktu itu Via selalu cerita kepada orang tuanya, tapi sekarang orang tua Via sibuk sekali. Kadang Via pun sangat sulit bertemu ayahnya. Via merindukan kehidupannya yang dulu yang selalu penuh kasih sayang dan perhatian walaupun dengan kehidupan yang amat sangat sederhana. Via sangat berharap kasih sayang dan perhatian untuknya dan adik-adiknya di dapatkan lagi walaupun kehidupan mereka serba ada.

Pesan dari cerita ini adalah walaupun kehidupan kita sudah berubah menjadi kehidupan yang serba ada tetapi jangan sampai kebahagiaan berkurang. Harta bisa di cari tetapi yang namanya kebahagiaan itu tidak ada yang menjualnya. Hanya kitalah yang bisa menciptakan kebahagiaan itu. Buat para orang tua, janganlah kalian menelantarkan kebahagiaan dan kasih sayang anak-anak Anda karena itu sangat dapat membuat anak-anak menjadi sedih. Uang bukanlah segalanya. Kebahagiaan juga bukan karena mempunyai banyak uang tetapi kebahagiaan bisa berupa kasih sayang dan perhatian yang penuh.

Cerita ini masuk kedalam tugas kuluah saya yang berjudul "Manusia dan harapan". Semoga tidak ada lagi orang tua yang menelantarkan kebahagiaan anak-anaknya. Sekian tulisan saya ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar